
Kalori Wafer – Wafer adalah sejenis biskuit yang memiliki tekstur yang renyah dan rasa yang manis dengan bentuk yang panjang, tipis, dan kering. Wafer biasanya sering dijadikan sebagai camilan atau untuk tambahan es krim.
Wafer banyak disukai oleh masyarakat Indonesia, tanpa terkecuali dari yang usia muda hingga tua karena rasanya yang lezat dan harganya cukup terjangkau.
Berikut ini ada beberapa merk wafer yang cukup populer di Indonesia, antara lain adalah sebagai berikut:
- Tango
- Nissin
- Richeese
- Gery
- Diabetasol
Pada artikel ini, kami akan membahas kalori wafer dari semua produk di atas. Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya:
Daftar Kalori Wafer
Berikut ini adalah daftar kalori wafer yang terdapat pada semua merk:
Porsi | Produk | Kalori |
20 gram | Tango Wafer Chocolate | 100 kalori |
20 gram | Tango Wafer Vanilla | 100 kalori |
7 gram | Tango | 35 kalori |
20 gram | Tango Long Wafer Chocolate | 100 kalori |
20 gram | Tango Wafer Strawberry | 100 kalori |
20 gram | Tango Long Wafer Vanilla Milk | 100 kalori |
19 gram | Tango Wafer Strawberry Jam | 90 kalori |
29 gram | Nissin Wafers Chocolate | 150 kalori |
10 gram | Richeese Nabati Wafer Keju | 50 kalori |
10 gram | Richeese Cream Cheese Wafer | 45 kalori |
5 gram | Gery Saluut Wafer Choco Hazelnut | 25 kalori |
18 gram | Diabetasol Wafer | 90 kalori |
Sumber Utama Kalori pada Wafer
Berikut ini adalah sumber utama kalori yang terdapat pada wafer :
- Tepung terigu
- Gula
- Minyak nabati
- Pati jagung
Sumber kalori yang terdapat pada wafer sangat ditentukan oleh 4 bahan utama di atas yang menghasilkan karbohidrat, lemak, protein, dan gula yang kemudian diakumulasi menjadi energi total (kalori).
Rata-rata 1 bungkus wafer (20 gram) bisa menghasilkan kalori sebanyak 100 kkal dan hampir 50% dari total kalori tersebut dihasilkan dari lemak yang terkandung di dalamnya.
Perlu dipahami juga, bahwa beberapa wafer memiliki kandungan gula yang cukup tinggi dan kurang baik untuk dikonsumsi secara berlebihan, jadi anda harus bisa lebih bijak lagi dalam mengonsumsinya.
Komposisi Wafer
Kebanyakan komposisi utama yang terdapat pada wafer memiliki kesamaan. Mungkin ada sedikit perbedaan komposisi pada masing-masing produk, akan tetapi umumnya mengandung komposisi utama sebagai berikut:
- Tepung terigu
- Gula
- Minyak Nabati
- Pati jagung
- Garam
Mungkin ada tambahan bahan lain seperti maltodekstrin, susu bubuk, coklat bubuk penguat rasa, dan pengembang.
Bagi anda yang memiliki alergi dengan kedelai dan produk turunannya, sebaiknya anda berhati-hati untuk mengonsumsinya, karena beberapa wafer diproduksi dengan komposisi yang menggunakan kedelai yang bisa memicu alergi.
Untuk lebih jelasnya, anda bisa melihat komposisi wafer yang terdapat pada kemasan salah satu produk wafer berikut ini:
Apakah Wafer Boleh Dikonsumsi saat Diet?
Diet secara sederhana dapat dipahami sebagai penerapan pola makan yang teratur dan disiplin untuk membentuk gaya hidup sehat.
Sebelum memutuskan boleh atau tidaknya mengonsumsi makanan untuk diet, maka anda perlu mengetahui terlebih dahulu apa makanan yang perlu dikonsumsi saat diet dan apa saja kandungan di dalamnya.
Dikutip dari laman hellosehat yang direview oleh dr. Patricia Lukas Goentoro, menjelaskan bahwa makanan yang aman dan boleh dikonsumsi saat diet adalah sayuran, susu rendah lemak, buah, daging tanpa lemak, dan yoghurt tawar.
Untuk menunjang keberhasilan diet yang anda lakukan, maka anda juga harus menghindari untuk mengonsumsi makanan yang tinggi lemak, dan makanan yang tinggi gula.
Sementara itu, wafer adalah makanan yang salah satu kandungan utamanya adalah gula, meskipun ada beberapa wafer yang memiliki kandungan gula yang rendah.
Untuk itu, apabila anda ingin mengonsumsi wafer saat diet, maka pastikan wafer yang anda konsumsi tersebut mengandung gula dan lemak yang rendah.
Apakah Boleh Mengonsumsi Wafer Setiap Hari?
Sebenarnya, mengonsumsi wafer tidak sepenuhnya buruk, mungkin ada sebagian wafer yang memiliki kalori dan gula yang cukup tinggi, tapi juga ada beberapa wafer yang memiliki nutrisi yang baik untuk tubuh.
Menurut dr. Nadia Nurotul Fuadah dalam laman alodokter, mengatakan bahwa yang bahaya dari makanan kemasan seperti wafer adalah bahan pengawet, bumbu penyedap, dan kadar kalorinya yang tinggi.
Banyak jenis pengawet yang digunakan untuk membuat makanan menjadi tahan lama, mulai dari pengawet yang aman hingga yang berbahaya.
Bila wafer yang anda konsumsi mengandung pengawet yang berbahaya, maka anda akan lebih beresiko untuk terkena kanker.
Untuk itu, sebaiknya jika anda ingin mengonsumsi wafer setiap hari, pastikan wafer tersebut tidak mengandung bahan yang berbahaya dan memiliki kalori yang rendah.